PENGARUH SITUS JEJARING SOSIAL
DALAM MENUMBUH-KEMBANGKAN RASA KEKELUARGAAN
(Studi Kasus Siswa SMAN 8 Pekanbaru)
Disusun oleh:
Agrippina Hadi 12707/ 2009
Wike Kastira 12940/ 2009
Yulistia Hadi 12345/ 2009
SMAN 8 PEKANBARU
Jl. Abdul Muis No. 14 Sail Pekanbaru
Telp/fax : 0761-23073
www. sman8pekanbaru.sch.id
2010
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan …………………………………………………….
Kata Pengantar ………………………………………………………….
Ringkasan …………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………
A. Rumusan Masalah ………………………………………….
B. Latar Belakang ………………………………………………
C. Tujuan dan Manfaat …………………………………………
BAB II TELAAH PUSTAKA …………………………………………..
A. Landasan Teori ……………………………………………..
B. Pendapat Terdahulu ………………………………………..
C. Pemecahan masalah ……………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………….
A. Telaah pustaka ……………………………………………….
B. Pengedaran angket …………………………………………..
BAB IV ANALISIS SINTESIS …………………………………………
A. Analisis Permasalahan ……………………………………..
B. Sintesis Permasalahan ……………………………………..
BAB V PENUTUP ………………………………………………………
A. Kesimpulan …………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………..
Daftar Pustaka
Lampiran
PENGARUH SITUS JEJARING SOSIAL
DALAM MENUMBUH-KEMBANGKAN RASA KEKELUARGAAN
(Studi Kasus Siswa SMAN 8 Pekanbaru)
Disusun oleh:
BIODATA PENULIS I
Nama : Wike Kastira
Jenis Kelamin : Perempuan
No Induk : 12940
Sekolah : SMAN 8 Pekanbaru
Tempat, Tanggal Lahir : Rengat, 13 September 1994
E-mail : wikee_kstraa@yahoo.com
Alamat : Jl. Lintas Timur Gg. Ikhlas No. 3 Sail Pekanbaru Riau
BIODATA PENULIS II
Nama : Agrippina Hadi
Jenis Kelamin : Perempuan
No Induk : 12707
Sekolah : SMAN 8 Pekanbaru
Tempat, Tanggal Lahir : Pekanbaru, 25 Februari1995
E-mail : Agippina_ntd@yahoo.com
Alamat : Jl. Riau Gg. Riau I No.4 Pekanbaru Riau
BIODATA PENULIS III
Nama : Yulistia Hadi
Jenis Kelamin : Perempuan
No Induk :
Sekolah : SMAN 8 Pekanbaru
Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 24 Desember 1994
E-mail : yukistiahadi@ymail.com
Alamat : Jl. Pelita Komp. Wana Griya Blok H No.10 Arenka Pekanbaru Riau
SMAN 8 PEKANBARU
Jl. Abdul Muis No. 14 Sail Pekanbaru
Telp/fax : 0761-23073
www. sman8pekanbaru.sch.id
2010
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul : Pengaruh Situs Jejaring Sosial dalam
Menumbuh-kembangkan Kembali
Rasa Kekeluargaan.
2. Anggota pelaksana kegiatan :
2.1. Nama lengkap : Agrippina Hadi
Nomor induk : 12707
2.2. Nama lengkap : Wike Kastira
Nomor induk : 12940
2.3. Nama lengkap : Yulistia Hadi
Nomor induk : 12345
Pekanbaru, Juni 2010
Mengetahui,
Guru Pembimbing : Rudi Sisyanto
Ketua Bidang Kesiswaan: Drs. Erwan Matias
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang bertema “ Peranan Generasi Muda dalam Pembangunan” dan berjudul Pengaruh Situs Jejaring Sosial dalam Menumbuh-kembangkan Rasa Kekeluargaan (Studi Kasis Siswa SMAN 8 Pekanbaru).
Karya ilmiah ini mengungkapkan tetang gejala menurunnya rasa kekeluargaan di kalangan siswa SMA 8 Pekanbaru. Kemudian penulis melakukan kajian teoritis tentang pengaruh jejaring sosial sebagai solusi alternative untuk selanjutnya dijadikan masukan utama dalam pembuatan kebijakan.
Pada kesempatan ini, tak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada kami dalam menyelesaikan karya tulis ini, khususnya kepada yang terhormat Bapak Rudi Sisyanto yang membimbing dari awal hingga selesai.
Permohonan maaf sebesar-besarnya juga disampaikan kepada pembaca yang budiman, jika sajian makalah ini kurang berkenan dalam hati sanubari. Seperti pepatah yang mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, kami menyadari akan banyaknya kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan karya tulis ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Pekanbaru, Juni 2010
Penulis
RINGKASAN
Berawal dari dorongan ingin tahu tentang munculnya gejalah kehidupan manusia pada era globalisasi yang menggeser sendi-sendi normative dan pranata social dalam tatanan pergaulan antar sesama menimbulkan pertanyaan besar, apakah nilai-nilai kekeluargaan itu masih terbina dengan baik atau sebaliknya justru merosot pada titik nadir yang memprihatinkan. Padahal kita masih memiliki sarana jejaring sosial yang dapat memfilter segala bentuk negative yang menyebabkan merosotnya nilai-nilai kekeluargaan tersebut. Padahal harapan bangsa akan tergantung pada generasi yang cerdas, demokratis dan mampu bergaul dalam tatanan kehidupan bernegara. Generasi mudalah sebagai penentu masa depan yang cemerlang.
Karya tulis ini mencoba untuk mengungkapkan gejala-gejala pergeseran nilai-nilai kekeluargaan di tengah-tengah pergaulan antar remaja. Dunia teknologi yang semakin canggih dapat mengakses berbagai informasi jika tidak dikontrol dan tidak diawasi akan mempengaruhi sikap kepribadian seseorang. Seseorang akan memiliki pergaulan yang luas jika mampu mengambil makna dari informasi yang diaksesnya. Namun, akan terjerumus ke dalam dunia lain jika mamanfaatkan komunikasi tanpa batas. Apabila kondisi terakhir semakin merajalela, anak bangsa akan hidup sia-sia, rasa kekeluargaan akan berantakan.
Dari berbagai teori yang dikemukakan dalam karya tulis dapat disimpulkan bahwa kekeluargaan merupakan hubungan rasa kekerabatan antar individu atau kelompok yang saling bekerjasama dan saling kenal-mengenal dalam menjalani kehidupan yang saling ketergantungan tanpa rasa pamrih. Diakui bahwa banyak indicator yang dapat mengukur rasa kekeluargaan tersebut, satu diantaranya adalah melalui pergaulan antar remaja melalui jejaring sosial.
Dengan menggunakan metode telaah pustaka dan persentasi angket yang disusun berdasarkan materi dan disebarkan kepada subjek penelitian 90 orang siswa SMAN 8 Pekanbaru, maka rumusan hasil akan didapatkan dari kajian yang membandingkan antara gejala lapangan dengan teori.
Berdasarkan analisa angket dan dikaitkan dengan kajian teori yang relevan, dapat diketahui bahwa jejaring sosial dapat berpengaruh negative terhadap rasa kekeluargaan siswa SMAN 8 Pekanbaru.
Rekomendasi adalah agar rasa kekeluargaan jangan sampai menurun, maka jadikan jejaring social sebagai sarana globalisasi informasi teknologi untuk membangun sikap kekeluargaan manusiawi. Kontrol dan pengawasan penggunaan jejaring social di kalangan remaja perlu ditingkatkan oleh pihak-pihak terkait.
BAB I
PENDAHULUAN
A, Rumusan Masalah
Masalah yang akan dikaji dalam karya ilmiah ini adalah: “Sejauhmana pengaruh Jejaring Sosial dapat menumbuh-kembangkan rasa kekeluargaan?”
B. Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak nilai-nilai moral yang sudah turun-temurun, salah satu warisan budaya leluhur Indonesia adalah rasa kekeluargaan yang sangat tinggi antar individu dan antar kelompok. Demikian juga di kalangan masyarakat melayu Bumi Lancang Kuning Provinsi Riau, rasa kekeluargaan melekat dalam kehidupan sehari-hari yang sangat mendarah daging dalam jati diri sebagai anak bangsa Indonesia. Dalam adat ketimuran yang dikenal sopan dan santun, kebiasaan tersebut bercirikan hidup demokratis yang ditandai dengan sikap saling tolong menolong, berkomunikasi serta berinteraksi satu sama lain dalam lingkup kekeluargaan.
Zaman berganti, berubah begitu cepat dimana globalisasi dalam era kekinian telah menggeser berbagai sendi kehidupan sebagai dampak dari kemajuan teknologi. Dunia hari ini tanpa batas, siapa saja dapat mengetahui isi belahan dunia hanya dengan mengakases informasi melalui teknologi informasi dan komunikasi, Konon pengaruh ini merambah batas-batas kekeluargaan yang telah terbina selama ini, benarkah demikian? Yang jelas seperti sekarang ini muncul berbagai jejaring sosial yang bertujuan untuk memudahkan seseorang berinteraksi dengan yang lainnya serta mempermudah untuk mengenal dunia. Idealnya, tentu akan memberikan pengaruh positif terhadap tingkat pergaulan yang semakin bertambah dan membawa dampak terhadap banyaknya potensi yang akan digali dan dimanfaatkan untuk sektor sosial, ekonomi bahkan kemajuan teknologi itu sediri sebagai kekuatan dasar untuk mempermudah pada aspek-aspek kehidupan lainnya.
Di sisi lain, gejala kehidupan sehari-hari menunjukan bahwa pemuda atau generasi muda merupakan 80% pengguna jejaring sosial ini, akan tetapi yang menggelitik adalah apakah generasi muda tersebut dapat menggunakan jejaring sosial itu sebagai sarana untuk menumbuh-kembangkan rasa kekeluargaan yang selama kurun masuknya teknologi tersebut semakin menurun? Demikian halnya bagi siswa-siswi di SMAN 8 Pekanbaru, dimana sikap individualism, budaya kompetitif (khusus yang tidak sehat) mulai tumbuh, dan dikhawatirkan mau tidak mau, suka tidak suka akan menggeser rasa kekeluargaan yang terbina dibina oleh para pemimpin di sekolah ini dalam kerangka budaya leluhur bangsa.
C. Tujuan dan manfaat.
1. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh jejaring sosial itu dapat menumbuh-kembangkan rasa kekeluargaan yang telah menurun.
2. Menemukan alternative untuk jejaring sosial yang tidak bisa kita hindari lagi pada zaman sekarang ini agar berperan dalam menumbuhkan rasa kekeluargaan.
3. Mengoptimalkan fungsi jejaring sosial tersebut.
4. Memberikan masukan-masukan kepada pihak yang terkait dalam pembuatan kebijaksanaan.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Menurut Supomo, asas kekeluargaan dalam arti luas, meliputi segala macam bentuk kerjasama (cooperative), konsepnya satu tambah satu bukan dua, tapi lebih dari dua, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
2. Menurut kamus besar bahasa Indonesia(KBBI) kekeluargaan adalah hubungan kekerabatan keluarga, sifat
3. Menurut ER Leach (1958) adalah "kategori kata dengan cara yang individu diajarkan untuk mengenali kelompok yang signifikan dalam struktur sosial di mana ia lahir"
4. Menurut Nadahtul Ulama (NU), kekeluargaan adalah spirit tolong-menolong yang didalamnya terdapat elemen rasa persaudaraan dan saling mencintai.
B. Pendapat Terdahulu
Sejumlah pakar dan praktisi mengulas dampak buruk internet, khususnya mengenai maraknya penyalahgunaan situs jejaring sosial yang hampir dimiliki oleh semua kalangan remaja ini. Menurut beberapa kelompok, memiliki dan mengakses jejaring sosial sudah menjadi suatu kebutuhan. Sebut saja salah satunya facebook. Situs facebook ini merupakan situs jejaring sosial dengan jumlah pengguna terbanyak sampai saat ini.
Menurut Sekjen Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, permasalahan maraknya penyalahgunaan facebook yang berujung pada munculnya kasus penculikan, prostitusi anak, penipuan, dan penghinaan, sebenarnya bermuara pada keluarga. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas anaknya mengakibatkan terjerumusnya anak-anak dalam kasus seperti yang telah di sebutkan di atas. Kebebasan anak-anak mengakses situs facebook yang tidak lagi harus ke warnet, namun juga bisa lewat ponsel semakin menambah frekuensi dalam mengakses jejaring sosial ini. Bahkan saat proses belajar mengajar pun mereka dapat mengaksesnya. Sehingga mereka merasa lebih dekat dengan orang-orang di situs pertemanannya itu dibanding dengan orang-orang di dunia nyata seperti keluarga sendiri. Anak yang sudah terpengaruh dengan globalisasi ini akhirnya memilih situs jejaring sosial ini sebagai tempat mereka mencurahkan berbagai hal, dan sebagai tempat mereka menerima saran dan informasi yang nelum teruji kebenarannya.
Berbagai pendapat terdahulu menyatakan kebaikan dan keburukan dari situs pertemanan ini, antara lain:
1. Kebaikan
(1) Memperluas pergaulan
(2) Media promosi/ iklan dan bisnis.
2. Keburukan
(1) Kurangnya sosialisasi dengan lingkungan nyata;
(2) Mempengaruhi proses belajar;
(3) Penipuan, penculikan, pencemaran nama baik,dll.
Sebagai contoh kasus, JAKARTA (Antara News), belakangan banyak laporan yang masuk ke pihaknya mengenai banyaknya ibu rumah tangga yang lari meninggalkan keluarga gara-gara berinteraksi dengan teman lama melalui laman jejaring sosial facebook.
C. Pemecahan Masalah
Permasalahan yang timbul dari penelitian kami adalah kecenderungan seseorang untuk berkomunikasi dengan dunia maya. Mereka merasa lebih dekat dengan dunia internet dibanding dengan lingkungan mereka sendiri. Padahal sejatinya, orang tersebut tidaklah berada di dalam dunia itu.
Permasalahan ini menimbulkan berbagai konflik yang berujung pada kasus kriminal. Begitu banyak kasus di temukan dan dibahas selama jeajring sosial ini lahir, mulai dari hal terkecil seperti penipuan sampai pada pertikaian bisnis, bahkan yang sedang marak sekarang ini, yaitu penculikan.
Namun kami melihat dari sisi yang berbeda, yaitu mengenai menurunnya tingkat sosial dan hubungan kekeluargaan yang merupakan tujuan utama dari dibentuknya situs jejaring sosial ini. Dari hasil penelitian kami, kami menyimpulkan bahwa begitu banyak orang yang merasa situs pertemanan facebook sangat mendarah daging, terutama dikalangan remaja. Akan tetapi, bak duri di dalam daging, facebook juga memiliki pengaruh buruk yang tidak kita sadari. Yaitu dapat melonggarnya rasa kekeluargaan dalam diri individu.
Dari situasi ini, kami memiliki ide dan gagasan dalam meningkatkan fungsi utama jejaring sosial ini yaitu :
1. Upaya Preventif
Upaya preventif yang dimaksud adalah upaya yang dilakukan secara sistematis, berencana, dan terarah, untuk menjaga agar penggunaan situs jejaring sosial yang mengakibatkan ketagihan tidak timbul. Usaha preventif yang mungkin dilakukan yaitu sebagai berikut:
1). Keluarga
Orang tua berusaha menciptakan suasana yang harmonis dengan memberikan waktu luang untuk berkumpul bersama anak-anak misalnya di waktu makan bersama. Di saat itulah sering keluar ucapan-ucapan dan keluhan anak secara spontan. Spontanitas tersebut merupakan bahan pertimbangan bagi orang tua dalam memahami diri anakny. Dengan demikian, orang tua dapat menjadi ruang bagi anak untuk memecahkan masalahnya dan tidak menjadikan jejaring sosial sebagai pelariannya.
Orang tua hendaknya mengawasi dan membatasi anaknya dalam menggunakan jejaring sosial. Dengan pembatasan waktu ini, anak-anak dapat menyeimbangkan aktivitasnya kapan ia harus belajar dan kapan ia boleh mengakses internet. Pemberian waktu-waktu untuk mengakses internet kepada anak-anak membuat mereka tidak terus-terusan berada di dunia itu.
Selain itu orang tua juga menegaskan kepada anaknya agar tidak sembarangan dalam menerima ajakan untuk bertemu tatap muka (face-to-face) dengan orang yang belum dikenalnya dengan baik. Orang tua patutlah mendukung kegiatan yang hendak dilakukan anaknya, seperti kegemaran dan bakat mereka. Apabila orangtua terus menentang maka anak-anak akan berinteraksi dengan situs tersebut untuk mendapatkan kepuasan dan dukungan.
2). Sekolah.
Tenaga pendidik seperti guru seharusnya memperhatikan dan memberikan pendidikan tentang bagaimana menggunakan internet sehat. Selain itu guru juga memberikan gambaran mengenai dampak baik dan buruk yang diperoleh pengguna jejaring sosial. Guru mendidik dan membimbing guna anak-anak terarah dalam menggunakan jejaring sosial ini.
3). Diri sendiri
Yaitu upaya yang dilakukan oleh individu itu sendiri ketika mereka mengakses situs pertemanan atau pun internet agar tidak terkena dampak negatif penggunaannya. Upaya perlindungan diri sendiri ini antara lain menyimpan data seperti nama, umur, alamat rumah, no telepon dengan baik. Individu jangan mudah terpengaruh dengan rayuan-rayuan yang bersifat provokatif. Jadikanlah keluarga dan kerabat dekatmu sebagai lahan untuk bercerita, jangan menceritakan permasalahan dengan teman-teman di dunia maya. Karena belum tentu informasi yang kita peroleh benar.
Individu juga perlu menyaring pengaruh-pengaruh yang ada di situs tersebut, apakah baik atau buruk. Jadi dari dalam diri kita sendiri, sebenarnya kita dapat mencegah penyalahgunaan dari facebook tersebut.
2. Upaya Represif
Upaya represif merupakan salah satu upaya pencegahan setelah terjadinya peristiwa yang tidak kita harapkan. Berdasarkan hasil survey dari angket yang kami edarkan, ketika ada kegiatan sekolah siswa cenderung menggunakan ponselnya untuk mengakses internet. Hal ini menyebabkan siswa memusatkan perhatian pada ponselnya daripada mengikuti kegiatan sekolah tersebut. Situasi ini merupakan salah satu dampak internet dalam kegiatan pembelajaran. Siswa semakin memiliki banyak waktu untuk mengakses jejaring sosial itu. Untuk itu perlunya pengawasan yang ketat oleh pihak sekolah agar tidak terjadi kesalahan waktu penggunaan ponsel dan internet.
Kami juga memiliki gagasan dan ide untuk meningkatkan pertemuan fisik antar individu, antara lain dengan membuat semacam widget (kolom) pada laman jejaring sosial yang menyatakan bahwa seseorang telah berkunjung /bertatap muka dengan orang terkait. Sehingga pengguna jejaring sosial tidak hanya memberikan ucapan lewat situs ini, tetap pengguna terdorong untuk bertemu. Sehingga terwujudlah kembali budaya leluhur bangsa Indonesia yaitu rasa kekeluargaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Telaah Pustaka
Kami meninjau lebih jauh mengenai permasalahan situs jejaring sosial ini melalui sumber-sumber terpercaya, diantaranya berbagai buku sosial, ensiklopedia, kamus serta internet. Berbagai data dan sumber kami olah dan kami uji keabsahannya. Dari banyak buku-buku yang kami baca, khususnya buku yang membahas tentang jejaring sosial, terdapat begitu banyak permasalahan dan dampak dari situs sosial ini. Kebanyakan contoh kasus yang kami dapat dari internetpun turut mendukung kebenaran sumber.
B. Pengedaran Angket
Metode penelitian kami salah satunya dengan menyebarkan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan topic permasalahan. Dari angket ini kemudian akan kami tarik kesimpulan dan persentase dari jawabannya.
BAB IV
ANALISIS SINTESIS
A. Analisis Permasalahan
Berdasarkan data yang ada, permasalahan yang timbul adalah kecenderungan terhadap penurunan rasa kekeluargaan dalam kepribadian bangsa Indonesia. Munculnya situs jejaring sosial yang seharusnya mempererat hubungan sosial antara individu ini justru merenggangkan tali kekeluargaan. Individu merasa tidak memiliki keharusan untuk bersilaturahmi dengan sanak saudaranya. Hal ini dibuktikan dengan hasil survey dari sample angket yang kami edarkan. Jadi jika kehadiran situs ini merenggangkan hubungan sosial, mengapa dinamakan jejaring sosial ?
1. Berdasarkan data angket yang disebarkan yang diikuti oleh peserta didik di tingkat pelajar SMAdiperoleh hasil yaitu 50 % berusia 16 tahun, 54,4% dari mereka memiliki lebih dari satu jejaring sosial, seperti facebook, twitter, plurk, dll. Dan 100% dari sample semuanya telah menggunakan jejaring sosial. 44,4% sample sudah menegtahui jejaring sosial sejak 2-3 tahun yang lalu, 27,7% mengetahui sejak 3 tahun yang lalu. Sehingga pada umumnya pengguna jejaring sosial telah mengetahui/ telah menggunakan jejaring sosial sejak 2 hingga 3 tahun yang lalu . Mereka menyatakan bahwa mereka menggunakan jejaring social lebih banyak untuk menghindari stress 40 % daripada untuk menambah perbendahaaran temannya (37%). Dan pengguna tersebut sebagian besar tidak mengenal dengan baik temannya, 67,7 % pengguna jejaring social mengetahui atau mengenal dengan baik kurang dari 50 % teman jejaring social mereka. Jadi pengguna jejaring social hanya mengenal secara sekilas teman jejaring social mereka. Dari 98,8% sample yang mempunyai kerabat dekat . 95% sample beranggapan bahwa tatap muka atau bertemu langsung merupakan hubungan kekerabatan yang lebih dekat. 64,4% mengaku frekuensi sample bertemu dengan kerabat mereka setelah adanya jejaring sosial adalah tidak berubah sebelum dan sesudah ada jejaring social. 37,7% orang bertemu dan mengunjungi teman atau kerabat dekat mereka diluar sekolah yaitu sekali seminggu. 54,4% pengguna facebook beranggapan bahwa setelah mengucapkan selamat, tidak perlu bertemu langsung dengan orang yang diberi selamat karena sudah mengucapkan melalui jejaring sosial. Jadi, dengan menggunakan jejaring sosial frekuensi pengucapan selamat secara langsung berkurang karena sudah adanya jejaring social.
Jadi dengan adanya jejaring social, tidak menambah frekuensi bertemu seseorang.
B. Sintesis Permasalahan
Munculnya permasalah ini mendorong kami untuk meneliti tujuan utama dari adanya jejaring sosial ini, dikarenakan kami sendiri juga termasuk salah satu pengguna dari situs pertemanan ini. Ide dan gagasan yang kami kemukakan salah satunya adalah, membuat semacam link yang dapat dilihat oleh pengguna jejaring social dimana link tersebut dapat menujukkan adanya kebersamaan atau kekeluargaan sesama pengguna jejaring social.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa jejaring sosial dapat berpengaruh negative terhadap rasa kekeluargaan siswa SMAN 8 Pekanbaru.
B. Saran
Saran yang dapat dikemukankan dalam karya tulis ini agar rasa kekeluargaan jangan sampai menurun, maka jadikan jejaring social sebagai sarana globalisasi informasi teknologi untuk membangun sikap kekeluargaan manusiawi. Kontrol dan pengawasan penggunaan jejaring social di kalangan remaja perlu ditingkatkan oleh pihak-pihak terkait.
Rabu, 24 November 2010
Pengaruh Situs Jejaring Sosial Dalam Menumbuh-kembangkan Rasa Kekeluargaan
Diposting oleh
Peduli Lingkungan
di
20.48
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar