Rayi menatap pagi itu dengan ceria, seperti biasanya mobil sport merah siap mengantarnya menuju SMA Nusa Bangsa yang terkenal seantero jakarta. Sesampainya di depan gerbang, ia memakirkan mobilnya di sebelah mobil Jazz putih. Belum pernah ia melihat mobil itu, warnanya putih dihiasi bunga-bunga emas. Belum lama ia menatap , seorang cewek cantik keluar dengan sangat anggun. Cantik, rambutnya panjang terurai, sama sekali tak menghiraukan tatapan Rayi.
“Hai, anak baru?”,penasaran ia akhirnya bertanya juga.
“Ia “
Cuma satu kata itu yang dilontarkan , sebelum dengan cepat ia meninggalkan Rayi tebengong di mobilnya.
Sesampainya di kelas, Rayi meletakkan tas sembari meluruskan kakinya. Maklum , ia senior Osis di sekolah itu, dengan modal ganteng dan otak cerdas sukses membuatnya hampir 2 tahun ini selalu diburu junior cewek untuk menerima surat cinta yang harus junior-junior itu beri pada anggota osis pada saat mos, bahkan saat mos sudah berahirpun masih ada saja yang mengirimkan surat cinta pada Rayi, yah seperti sekarang ini.
Sambil menyeruput jus jeruk pemberian adik kelasnya tadi , Rayi mendengarkan percakapan teman-temannya. Ternyata, cewek tadi pagi adalah Tiara, anak pindahan dari Bali, tak ada yang tahu kenapa ia pindah. Yang jelas, Tiara itu pendiam dan tidak punya teman. Ada yang aneh, pikir Rayi. Tekad yang kuat menghinggapi Rayi, ia harus mengenal cewek itu.
Rasa letih meghinggapi Tiara, dalam doanya ia selalu meminta agar ia bisa kembali berkumpul bersama ayah ibun, namun apa daya mereka udah pergi jauh. Ingin menyusul, tapi ia gak mau ninggalin nenek kakek sendiri.
Sore itu, ia belum pulang ke rumah, setelah sebulan sekolah di tempat baru, ia menemukan satu tempat yang dapat menghiburnya. Taman belakang sekolah, dengan kolam ikan dan air terjun buatan yang dapat menenangkan hati Tiara walau sekejap.
“Ngapain sendiri disini?? Kamu nangis, kenapa?”, tiba-tiba sesosok cowok yang dulu menyapanya di parkiran.
“Bukan urusan kamu”, ketus jawaban Tiara.
“Hati-hati loh sendiri disini”, Rayi tetap santai.
“Kenapa kamu kesini?? Gak perlu sok peduli gitu!”, Tiara sewot sendiri jadinya. Ia pun mengusap air mata yang ternyata dari tadi menglir deras dipipinya.
“Lha, aku tadi baru selesai latihan band, eh tau tau mobil kamu masih ada , ya aku jadi kepikiran aja hari udah mau gelap masa kamu belum pulang juga. Takut juga kalo tiba-tiba besok ada pengumuman seorang siswi meninggal dan rohnya gentayangan disini. Hiiiii .”, sambil bercanda Rayi menjawab Tiara dengan sabar. “Nama kamu Tiara kan? Aku Rayi xi ipa 1.”
Tiara sama sekali tak menanggapi, ia berdiri dan langsung meninggalkan Rayi. Rayi hanya tersenyum dan meneriakkan satu kalimat yang membuat tiara berfikir sepanjang malam.
“Aku gak mau ganggu kamu kalo kamu ngerasa terusik . Tapi, aku siap kamu ganggu Ra. Aku janji!”
Satu bulan terakhir Rayi tak pernah bicara degan Tiara. Walaupun Rayi sadar, dia jatuh cinta sama Tiara. Dia hanya bisa mengirimi berbagai macam benda yang menandakan kalo ia peduli sama Tiara. Rayi mau jadi teman berbaginya. Kecantikan itu tak pantas dengan kesedihan dan kemurungan setiap saat.
Bebih benih rasa suka tumbuh juga dihati Tiara, rasa ingin berbagi kesedihan sama Rayi memenuhi jantungnya. Semakin ia mau ngelupain Rayi, semakin cowok itu menscoba menerobos masuk ke hatinya.
Pulang sekolah, di siang yang terik ini, Tiara berlari menuju mobil Rayi. ia mau bertemu dengan cowok aneh yang gak pernah jera itu. Ia mau mengikuti sarannya, agar mau berbagi , agar ia tak lgi bersedih.
Mobil Rayi hampir keluar gerbang, namun dengan tanpa ragu , Tiara menghalangi mobil Rayi. Untung saja Rayi melihat Tiara, makanya ia bisa langsung memutar balik mobilnya.
Dengan bingungn Rayi mengikuti Tiara menuju taman belakang. Tanpa membiarkan Rayi bicara, Tiara mengunggkapkan semua kesedihannya, kisah hidupnya yang pilu, ia ditinggalkan orangtuanya yang dua-duanya adalah pengusaha besar di Bali, mereka dibunuh oleh orang tak dikenal yang diduka tidak suka akan perusakan alam yang kedua orang tuanya lakukan dan sampai sekarang tak ada yang berani mengungkap apa yang terjadi. Nenek kakeknya juga tak mau lagi mencari kebenaran, apalagi Tiara ia sudah ikhlas dengan kepergian orangtuanya sekarang, ia tak mau lagi berhubungan dengan masa lalu itu. Mungkin sudah takdir orangtuanya mati dengan cara seperti itu.
Dan sekarang ia ingin memulihkan kembali kehidupannya yang dulu bahagia, ingin sekali..
Sejak saat Tiara membuka seluruh rahasianya pada Rayi. Kehidupan tiara seakan kembali lagi . Dia menemukan orang yang bersedia menerimanya apa adanya, bersedia menemaninya setiap saat, mengenalkannya pada duni yang sebenarnya, dan satu lagi, kini Tiara berjilbab, Rayi yang menyarankanya bergabung dengan klub Rohis di disekolah. Dan terbukti, Tiara sudah bersyukur akan hidupnya sekarang ini.
Rayi dan Tiara sedang berjuang menciptakan sebuah ekskul baru, ekskul lingkungan hidup. Mereka ingin sekali menciptakan rasa kepedulian pada lingkungan dari siswa-siswi sekolah mereka.
Satu kalimat lagi yang masih tersimpan di otak Rayi. Namun belum saatnya ia mengutarakannya. Nanti pasti kan ia ucapkan “AKU MENCINTAIMU TIARA. JADILAH PENDAMPINGKU, JADILAH BIDADARIKU DI SURGA NANTI”.
TAMAT
Dikarang oleh :
Yulistia Hadi
Rabu, 24 November 2010
Hiburlah Gundahku Rayi
Diposting oleh
Peduli Lingkungan
di
20.42
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar